Gunung Kelir! Pendakian pertamaku

Yang pertama akan selalu berkesan. Apapun itu konteksnya akan selalu bermakna dan memiliki arti sendiri dan selalu dikenang. tsaaaaah. Kira-kira begitulah pemahaman saya tentang semua hal yang pertama kali dilakukan ataupun dirasakan. Oke skip saja ya :D

Di sini saya akan menceritakan kisah suka-duka (banyak sukanya ding :p) tentang pendakian gunung pertama dalam seumur hidup saya. Yak, sasaran gunung pertama yang saya daki adalah Gunung Kelir, yang berlokasi di Kabupaten Semarang - Kabupaten Magelang. Dan jalur pendakian yang kami lakukan melalui Dusun Sirap, Desa Kelurahan, Kecamatan Jambu yang terlaksana sekitar 2 tahun yang lalu pada 14-15 Agustus 2016.

Kenapa harus Gunung Kelir? Yang pertama yang menjadi alasan saya memilih Gunung Kelir sebagai debut awal saya dalam mendaki gunung adalah karena lokasinya yang lumayan dekat jika diukur dari domisili saya di Kota Semarang. Hanya butuh waktu tak lebih dari 1.5 jam untuk sampai. Alasan selanjutnya adalah, tinggi Gunung Kelir yang kurang lebih hanya 1300 mdpl. Ukuran yang relatif rendah bila dibandingkan dengan Gunung lain di Indonesia. Yaaah, itung-itung ajang latihan lah ya buat pendakian selanjutnya. he he. Dan alasan terakhir adalah teman saya yang punya daerah situ cuy. he he bercanda. Maksudnya tempat tinggalnya di kaki gunungnya, dan beliau juga anak kebon yang sering bolak balik ke puncak gunungnya.

Panjang track yang harus dilalui untuk sampai ke puncak adalah sepanjang kurang lebih 3 km dengan jarak tempuh kurang lebih 2 jam. Pada saat itu, kami ber-lima belas orang (Reza, Fara, Tiko, Wahyu, Mas Habib, Mas Faid, Mas Nova, Sasa, Dewi, Eca, Azizah, Mbak Uri, Yoga, Budi, Mbak Nita)  berangkat dari semarang sore hari sekitar jam 17.00 WIB. Dan kami sampai di Ambarawa sehabis maghrib sekitar jam 18.30 WIB. Kami berisitirahat terlebih dahulu dan melakukan re-packing barang-barang yang dibutuhkan di rumah teman yang nantinya akan menjadi pemandu untuk sampai puncak (Sakur).

Perjalanan menuju puncak baru dimulai pada pukul 20.00 WIB setelah sebelumnya didahului makan malam dan sholat isya'. Dari rumah Sakur, kami naik melewati perumahan warga sepanjang kurang lebih 500 meter baru setelah itu masuk ke area perkebunan yang gelap gulita dan sumber cahaya hanya dari senter yang kami bawa dan cahaya rembulan nan temaram di atas sana :D. Jalan berupa jalan setapak tanah dan terdapat batu-bata di kanan kiri sebagai pembatas jalan.

Baru beberapa menit berjalan, jalanan mulai menanjak dan dikarenakan mayoritas dari kami adalah para cewek yang baru pertama kali mendaki maka istirahat dini pun dilakukan. (capek cyiiin :P) Kami istirahat, sambil mengober barang bawaan yang dikira berat untuk ukuran dibawa oleh cewek ke cowok yang bawaannya sedikit, atau bahkan sebelumnya tidak bawa apa-apa. Seteleh kami istirahat beberapa menit, perjalanan dilanjutkan dan jalur selanjutnya lumayan landai dan lebar jalan juga semakin sempit sehingga kami jalan satu per satu.

Setelah perjalanan selama kurang lebih 2 jam, sampailah kami di puncak Gunung Kelir setelah sebelumnya diwarnai berbagai tragedi kepleset, senter mati, beberapa anggota yang terlalu cepat berjalan sehingga terpisah menjadi dua kelompok, dan drama cewek lainnya. ha ha. Di puncak Kelir, terdapat sebuah Gazebo yang memang dibangun warga sekitar untuk beristirahat atau sekedar berteduh warga sekitar dari berkebun. Karena mayoritas di sepanjang perjalanan ke puncak adalah kebun kopi, alpukat, dan nangka. Sesampainya di puncak, kami disambut dengan cuaca yang tiba-tiba mendung. Dan segera kami mendirikan tenda untuk jaga-jaga jika hujan tiba-tiba turun. Sembari beberapa anggota tim kami mendirikan tenda, sebagian yang lain mencari dahan/ranting dari pohon yang sudah kering (pas disana, ada beberapa pohon yang telah ditebang oleh warga) untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan persiapan api unggun untuk menghangatkan badan yang mulai menggigil karena cuaca mulai mendung dan suhu di ketinggian gunung. Sementara itu, untuk anggota tim yang cewek melakukan persiapan untuk masak mie instan dan minuman hangat untuk mengisi perut pasca perjuangan panjang menuju puncak :D

Tenda pun telah berdiri, api unggun telah menyala, dan masakan pun telah tersajikan, maka saatnya untuk bercurhat nyanyi bersama untuk mengusir rasa dingin dan lelah yang menerpa. Setelah bernyanyi dan sharing-sharing bersama, karena hujan mulai turun dan anginpun mulai kencang serta cuaca yang semakin dingin, maka kami semua memutuskan untuk menyudahi acara malam itu dan masuk ke tenda masing-masing untuk beristirahat dan bersiap menyambut sunrise di esok hari.Dan pagi pun tiba, satu per satu dari kami mulai keluar dari tenda untuk menunaikan kewajiban ataupun sekedar untuk menyalurkan keinginan untuk bersatu dengan alam dengan disambut hujan rintik-rintik, hawa dingin, dan awan mendung yang membentang (yaaahh pupus sudah harapan untuk melihat sunrise). Dan harapan kami untuk melihat sunrise pun masih membumbung. Kami semua menanti sebuah keajaiban agar mendung dan hujan segera menghilang dan sang mentari muncul dengan indahnya dibaliknya. Akan tetapi, keajaiban tak kunjung datang (ah so sad). Dan kami pun akhirnya memutuskan untuk turun sebelum hari semakin terik.
Aku dengan si dia yang kapok mendaki wkwk
full team

Pemandangan dari atas Gunung Kelir
Hutan pinus, di dekat puncak






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pialamu

Rafting Di Progo